Sebagai anak kos yang
(dituntut) mandiri, saya harus mengelola uang bulanan yang dikirim orang tua
dengan benar. Hal tersebut atas dasar karena sayang sama orang tua (menghargai
jerih payah mereka dalam mencari nafkah), dan sayang sama diri sendiri (kalau-kalau
uang telah habis belum pada waktunya dan berbagai kebutuhan utama seperti makan
dan print/fotokopi bahan kuliah tidak
bisa terpenuhi). Parahnya lagi kalau sampai kelaparan karena habis duit. Oh Nooooo. Maka dari itu, saya bertekad
untuk menjadi Manager yang baik bagi diri saya sendiri. Manager Keuangan yang bisa mengelola uang bulanan dari orangtua dengan
efektif dan efisien.
Hal ini juga bisa
diimplementasikan dalam mengelola gaji atau berbagai sumber keuangan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa garis
besar yang dibuat hampir setiap bulan saat menerima uang bulanan:
Tetapkan
Tujuan Keuangan
Bagi
saya, hari dimana uang bulanan akan dikirim merupakan hari yang sangat bahagia.
Dan seringnya, bahagia itu berdampak pada pembelanjaan barang-barang yang tidak
terlalu penting, dengan alasan ingin menghibur diri. Alasan lain yang lebih
“sok keren” adalah memotivasi diri sendiri supaya rajin belajar. Padahal, ini
jelas pemborosan. Penyalahgunaan uang untuk hal yang (mungkin) bukan kebutuhan,
misalnya Lipstick baru, berbagai
jenis kosmetik, tas, dan lain-lain. Oleh sebab itu, ketika orang tua menelpon
untuk memberitahu bahwa uang bulanan sudah dikirim, yang saya lakukan adalah langsung
membayar uang kos tanpa menciptakan alasan apapun untuk menunda, kemudian mensugesti
pikiran supaya sisanya akan digunakan untuk tujuan yang tepat. Tujuan dari uang
bulanan yang saya peroleh adalah: Biaya makan/minum/jajan, kebutuhan
sehari-hari (Biaya untuk belanja kebutuhan bulanan), dan biaya fotokopi bahan
kuliah. Empat hal tersebut merupakan kebutuhan utama yang tidak bisa dihindari.
Jika kita mengetahui tujuan dari uang yang kita peroleh, maka pembelanjaan akan
menjadi terarah pada tujuan yang dibuat.
Buat
Rencana Pengeluaran (dan Sisihkan Sebagai Tabungan)
Setelah
mengetahui tujuan dari uang yang saya peroleh, maka selanjutnya adalah membuat list kebutuhan dengan merincikan empat
tujuan, yang antara lain: Membayar biaya kos untuk satu bulan, biaya
makan/minum/snack selama satu bulan, belanja bulanan untuk kebutuhan toiletries (Sampo, sabun mandi, sabun
wajah, cream wajah, pasta gigi, sikat gigi, pembalut, detergen, lotion, deodorant, bedak, tisu dan pengharum ruangan). Kebutuhan setiap
orang tentulah berbeda. Para wanita jelas memiliki kebutuhan yang lebih ribet
daripada pria, dan setiap wanita juga memiliki kebutuhan yang berbeda karena
sesuai kepuasan psikologis masing-masing. Selanjutnya menghitung biaya makan
perhari dan dikalkulasikan untuk satu bulan dan mentaksir kebutuhan untuk biaya
print tugas serta fotokopi bahan
kuliah. Tulis semua kebutuhan dengan biaya/harga yang dibutuhkan, maka dengan
mudah kita dapat mengontrol biaya dengan menekan harga pada produk yang kita
butuhkan. Membuat perencanaan adalah tahap awal dimana sesuatu yang akan
dilakukan menjadi lebih fokus. Jika semua biaya dari item kebutuhan telah
terdaftar, sebelum melihat totalnya, saya selalu berharap supaya hasilnya surplus. Sebisa mungkin harus ada yang
lebih untuk biaya lain-lain seperti pulsa Hp, pulsa modem, dan untuk ditabung.
Percayalah, akan ada suatu waktu dimana adanya tabungan (berapapun jumlahnya)
akan sangat membatu untuk kebutuhan yang tak terduga. Ada satu cara kuno yang
biasanya saya lakukan, yaitu dengan menyediakan lima amplop yang masing-masing
diisi uang sesuai tujuan penggunaan uang tersebut. Setiap amplop diberi nama
supaya tidak membingungkan. Amplop yang kelima adalah tabungan, yang biasanya
akan saya sembunyikan dibawah baju yang hampir susah dilihat bahkan diingat.
Saya kemudian akan mengambil uang pada amplop yang sesuai dengan kebutuhan yang
sudah dibagi, misalnya biaya makan, maka saya akan mengambil uang dari amplop
khusus untuk kebutuhan tersebut.
Tahan
Diri Terhadap Godaan
Sebagai
perwakilan umumnya cewek yang lapar mata dan banyak maunya, tentu saja saya
juga berjuang keras untuk bagian ini. Bahkan seringkali godaan tersebut
bukanlah datang dari luar atau karena produk tertentu, melainkan dari diri saya
sendiri yang mulai mentoleransi niat konsumtif dengan berkata pada diri sendiri
“Ah, tidak apa-apa... harga Lipstick
itu bisa diganti dengan menekan biaya makan atau mengeliminasi satu fotokopi
bahan kuliah. Tidak akan ada krisis keuangan pribadi yang fatal hanya karena
membeli satu Lipstick. Huft.” Sulit
dan sangat sulit. Cara terbaik selain meyakinkan diri sendiri bahwa Lipstick yang saya miliki sudah cukup adalah dengan memasukkan
Lipstick tersebut dalam Wishlist (dan berdoa supaya catatan itu
hilang, saya lupa, dan dengan demikian tidak ada wishlist
yang harus diwujudkan). Bagian ini perlu komitmen dan kedewasaan. Wanita
yang cerdas memiliki emotional
intellegence, dan hal tersebut akan berpengaruh pada pengelolaan emosi yang
baik, termasuk emosi membeli barang yang bukan kebutuhan.
Mencari
Produk Serupa dengan Harga yang Murah
Tahap
ini perlu digaris bawahi memiliki hubungan dengan tahap kedua saat kita membuat
daftar kebutuhan dan mendapati totalnya pas atau malah minus. Huuh. Sedikit terdengar seperti bagian ini akan membutuhkan
waktu dan trik khusus. Saat pertama kali tiba di Kota baru yang segala
sesuatunya asing, saya meraih informasi dari teman kampus dan kenalan lain
untuk tempat makan yang murah, bersih, enak, dan juga tempat berbelanja yang
murah. Bulan Agustus 2010 sampai pada saat ini, saya hanya mengenal satu tempat
murah untuk berbelanja produk convenience
atau kebutuhan sehari-hari dengan harga yang murah di Jogjakarta. Tempat
tersebut adalah Mirota Kampus. Tempat ini bukan lagi Supermarket melainkan Department
Store yang sudah membagi ragam kebutuhan kedalam bentuk Department
(seperti departemen kecantikan, departemen makanan dan kebutuhan sehari-hari).
Dengan demikian kebutuhan ragam produk dan suasana belanja yang nyaman cukup
terpuaskan. Setiap Store mungkin
memiliki harga yang tidak jauh berbeda, tapi sebagai orang Ekonomi, perhitungan
pelit saya adalah seberapa kecil perbedaan harga, tetap akan menghasilkan total
nominal yang besar untuk ukuran belanja bulanan. Total selisih sampai lima ribu
rupiah tidak akan saya korbankan sia-sia, karena uang dengan nilai tersebut
bisa ditukarkan guna memenuhi kebutuhan yang lain.
Cari
Pendapatan Lebih dari Satu Sumber
Motivasilah
dan senangkanlah diri kita untuk mencari tambahan uang dengan berpikir bahwa
hasilnya mungkin bisa digunakan untuk
sesuatu yang kita inginkan seperti Handphone,
Tablet, dll. Hal ini akan mendorong
kita untuk kreatif menemukan cara menghasilkan uang dengan jerih payah sendiri.
Saya sendiri cenderung memulainya dengan mencoba-coba dan beralasan karena
Hobi. Ketertarikan saya terhadap Beauty membuat
saya lebih percaya diri dengan mencoba ikut serta menjadi member Oriflame yang beroperasi dalam bentuk Multi Level Marketing. Keuntungannya dua, mendapat bonus point belanja yang bisa ditukar dalam
bentuk product (barang) dan cash dari margin harga produk (Harga
yang tertera di katalog berbeda 30 % dengan harga aslinya yang dikhususkan bagi
setiap member). Bosan dengan usaha
ini, saya kemudian mencoba usaha lain, mulai dari menjual pulsa sampai dengan
kulakan tas. Disini saya mulai sadar bahwa karakteristik kedua orangtua yang
adalah pekerja keras ternyata menurun pada saya. Syukurlah. Hasilnya adalah
semua usaha yang pernah saya coba lakukan cukup membantu untuk membayar uang
kos sendiri dan sedikit bersenang-senang dengan jalan keluar kota bersama
teman-teman saat liburan semester tanpa meminta uang ke orang tua. Modal untuk
memulai, saya dapatkan dari uang di amplop tabungan yang selalu sengaja saya
lupakan sesaat setelah mengisinya. Saya sadar bahwa manfaat terbaik yang membentuk
saya dari proses ini adalah belajar berusaha sendiri, tidak hanya dalam proses
hidup sehari-hari tapi juga dalam mencari sumber dana dengan hasil kerja keras
sendiri. Tanggungjawab utama seorang pelajar tentulah belajar. Tapi jika ada
kesempatan dimana pribadi kita bisa dibentuk untuk hal yang baik,
pergunakanlah. Serahkan diri kita untuk berbaur dengan segala proses, karena
pelajaran tentang hidup tidak akan diberikan dikelas saat kuliah. Dan orang
tua, tidak akan ada selamanya hanya demi membiayai dan mensupport financial kita. Berusahalah sendiri.
Hindari
Utang
Sekalipun
berada dalam keadaan sulit, sebaiknya jangan pernah berniat untuk meminjam uang
atau menciptakan utang dalam bentuk apapun kepada siapapun. Jika ada satu
keadaan yang membuat kita akhirnya berada dalam kondisi yang sudah tidak
memiliki uang sepeserpun, mintalah kepada keluarga dan jangan menahan lapar.
Tubuh membutuhkan makanan yang cukup dan sehat untuk bisa kuliah serta belajar
dengan baik. Dalam persahabatan dengan beberapa
teman di S-1 dulu, sering saya mendengar beberapa cerita teman yang terpaksa
harus menahan lapar karena uang bulanan telah habis sebelum waktunya. Tidak hanya
mereka, bagi saya hal tersebut juga telah menjadi pembelajaran berharga yang sudah
pasti akan menjadi topik menarik saat
bernostalgia di masa sukses nanti. Saya sendiri berbadan kecil dan kurus sejak
lahir. Saya tidak suka makan, tapi saya tidak pernah membiarkan perut saya
lapar atau tubuh saya menanggung sakit dikarenakan menahan lapar. Tidak, dan
tidak pernah. Tubuh adalah bagian dari titipan Tuhan yang harus dijaga,
bagaimanapun bentuknya. Makan dan minum adalah kebutuhan utama manusia yang
tidak bisa ditunda dan tidak bisa untuk tidak dipenuhi. Cerita yang lain adalah
beberapa teman yang ekspresi sukacitanya hampir hilang karena uang bulanan
harus dikurangi untuk melunasi beberapa utang (utang diwarung makan, utang
kepada teman, utang untuk jatuh tempo barang yang terpaksa digadaikan, dan paling bahaya juga penggunaan kartu kredit yang over).
Uang yang habis tidak pada waktunya akan membuat penyesalan dan menghadirkan
dampak yang merugikan. Kendati demikian, jangan berani berutang karena berpikir
bisa membayar dari uang bulanan. Hal yang bisa kita lakukan adalah menghindari
hal itu terjadi dengan tidak berutang dan membuat perencanaan keuangan.
Kalau saja diperhadapkan dengan
dua pilihan yang sama pentingnya, maka pilihlah hal yang paling dibutuhkan. Berdoalah
dan janganlah khawatir secara berlebihan terhadap kebutuhan, sebab masih ada
Tuhan yang akan menyediakan pertolongan tepat waktu serta mencukupi segala kebutuhan kita. Salah satu cara untuk bersyukur adalah dengan
mengelola keuangan dan segala berkat Tuhan secara benar.
Semoga bermanfaat, dan selamat
mencoba ya...
Semangat !!!
0 comments:
Posting Komentar