Kamu
lagi PDKT sama bule dan berharap segera ditembak? Atau lagi cari pencerahan
untuk ngejar obsesi punya pacar bule? Nih aku share sedikit pengalaman pribadi dan berbagai opini dari pacar
saya, bule Finlandia.
Keterangan: Bukan foto prewedd ya, bukan. |
Sebenarnya
untuk tulisan ini, sebelumnya saya wawancara pacar, hanya saja dia tidak
mengerti kalau sedang diwawancarai. Sudah paham kalau diskusi sama saya biasanya
topik yang berat, seberat mata saya kalau disuruh bangun pagi.
Dan as the disclaimer, ini tidak bisa dijeneralisasikan ya teman-teman, karena
setiap orang itu berbeda. Setiap bule juga pasti beda. Maksudnya adalah ini
murni dari persepsi saya dan pendapat pacar saya. Tidak sama ke semua bule.
****
BERIKUT HAL-HAL YANG HARUS KAMU PUNYA DAN KAMU LAKUKAN
KONTROL DIRI DAN BERSABAR. Kak, jangan sampai kamu pecicilan kegirangan tak terkendali cuma
karena lagi dekat sama bule. Terus, terburu-buru paksa dia untuk minta kamu
jadi pacarnya, atau malah kamu yang menyatakan cinta duluan, please jangan. Apalagi kalau kalian
hanya kenalan melalui media daring (online) dan belum pernah bertemu langsung
sama sekali. Bule yang serius biasanya lebih hati-hati menilai perempuan dan
akan memilih untuk bertemu dulu. Meskipun dia sudah sangat ingin jadi pacarmu,
dia akan memilih untuk bertemu dulu secara langsung dan kenal kamu lebih dekat.
Dari mereka-mereka bule yang kenalan dengan saya, bule Finlandia adalah yang
paling sopan dan pemalu. Budaya mereka sesopan budaya Jepang, hehe, menurut
saya sih. Jadi, bersabar dan berdoa saja untuk jalani prosesnya ya. Berikan dia
kebebasan ambil keputusan dan menemukan waktu terbaik kapan sebaiknya minta kamu
secara resmi jadi pacarnya. Kamu memaksa untuk pacaran saat belum pernah
bertemu sama sekali, bisa memunculkan penilaian yang kurang baik di dia atau malah
ilfeel sampe bulenya kabur. Emang kamu kebelet apa sampai harus buru-buru? :p.
Secepatnya pasti dia buat rencana menemui kamu terlebih dahulu. Pacar saya
tidak suka jalan-jalan dan hari-harinya hanya sibuk dengan pekerjaan. Bela-belain
ambil jatah cuti setahun dan akhirnya dapat ijin selama 1 bulan hanya untuk ke
Indonesia menemui saya dan kenal saya lebih dekat. Tolong kritis menilai bule
yang ke Indonesia hanya untuk menemui kamu dan bule yang menemui kamu hanya
karena kebetulan ada agenda traveling ke
Indonesia. Ngerti kan maksdunya apa? So, kontrol diri dan sabar ya.
KEPRIBADIAN. Tanya ke pacar saya “kamu kenapa minta saya jadi pacarmu?”
dengan nyerocos cepat dia bilang “karena kamu tidak manja, mandiri dan tidak
merepotkan, ingin menikah dan punya keluarga”. Kak, saya paham betul kalau sisi
perempuan itu ada manja-manjanya, suka drama dan bertingkah bagaikan incess.
Tapi tolong, itu dilatih untuk diminimalisir atau malah dihilangkan saja ya.
Pacar saya, orang Finlandia, yang biasanya malu untuk harus berkomentar didepan
ceweknya langsung, tidak segan-segan bilang kalau dia tidak suka perempuan yang
ingin diperlakukan bak princess dan sering
menjadi ratu drama. HAHAHA. Mari kita kenalkan dia dengan Incess Syahrini. Dan btw, saya juga tidak sedang mengatakan
untuk jangan jadi diri sendiri ya, tapi please
ketahuilah bahwa kepribadian itu bisa dilatih. Ingin punya pacar bule maka
wajib punya kepribadian yang sesuai dengan kriteria bule. Dah itu aja.
JANGAN EGOIS. Bagian ini masih berkaitan dengan bagian yang kedua yaitu
kepribadian. Jangan hanya utamakan perasaan dan kepentingan kamu, tapi
hargailah perasaan dan kepentingan si bule. Mungkin ke teman dan orang lain di
sekitarmu tidak apa-apa, tapi jangan ke bulenya :p. Pacar saya pemalu dan hemat
bicara, yes. Pacar saya pendengar
yang baik nan anteng, yes yes. Dan
saya sangat cerewet, yes yes yes. Tapi,
ada waktu dimana saya gantian mendengarkan dengan sabar, meski yang diceritakan
adalah tentang mesin, mobil dan hal-hal yang saya sama sekali tidak mengerti.
Kadang sambil mendengarkan, saya curi-curi googling
temans, biar ngerti pacar saya lagi jelasin apa. Secara kan kalau dia
tiba-tiba bertanya atau menuntut respon, kita kelihatan paham. Well, pura-pura paham juga tak masalah.
Oh ya, pernah sekali kami video call
dan dia sedang bercerita tentang apa yang terjadi hari itu di tempat kerja dia.
Karena pikiran saya padat merayap dengan deadline
koreksi ujian dan nilai mahasiswa, maka tidak terlalu mengikuti pembiacaraan.
Dia tanya, saya tanya balik. Hahaha. Saya tanya balik karena tidak paham kita
lagi bicarain apa sebenarnya, duh. Dan dia tiba-tiba bilang “kalau kamu lagi
sibuk dan ada yang harus kamu kerjakan, kita bicara nanti atau malah besok saja.
Kamu tidak mendengarkan saya.” Oh, tidaaak. Pacar saya ini tidak pernah marah.
Jadi bilang begitu saja sudah cukup menakutkan saya. Intinya ini contoh dari
pengalaman punya saya ya kak, tentu saja praktik untuk tidak egois bisa berbeda
di kalian. Intinya, kalian tahu kapan untuk tidak menjadi egois saat lagi
penjajakan sama bule. So, becarefull.
TUNJUKAN BAHWA KAMU JUGA SUKA DAN
MENGINGINKAN DIA. Ini beda loh ya dengan
agresif, apalagi sampai posesif. Jadian aja belum, sudah posesif, hihi malu kak.
Maksud saya adalah tidak usah terlalu menjadi Indonesia sekali yang apa-apa
harus cowoknya duluan, termasuk nanya kabar dan menyapa. Bule lebih banyak
menilai dari apa yang kita komunikasikan. Kamu yang lagi diam nunggu dia chatting duluan, dia tidak tahu,
percuma. Atau parahnya, kita yang sedang jaga image dengan tidak menyapa duluan malah hanya akan dinilai sama
bulenya kalau kita tidak serius dan tidak tertarik dengan dia. Duh, ja’im malah
berujung salah paham ya. Apalagi kalau kamu dapetnya bule Finlandia yang irit
ngomong. Halah, bisa diem-dieman sampai ilang dari peredaran. Kalau kamu suka
sama dia, seringlah ngobrol dan kirim dia pesan. Kamu yang wa dan kirim pesan duluan,
bukanlah hal yang memalukan, maka lakukan. Bule itu kritis. Kalau dia mendapat
sinyal bahwa kita tidak tertarik dengan dia (dari jarang chatting dan menyapa) maka dia tidak akan memaksa melanjutkan dan
perlahan mundur secara teratur. Tiba-tiba kamu lihat di media sosial kalau dia
sudah menjajaki yang lain. Wahh, bisa nangis. Jadian aja belum malah sudah
ditangisi ya. Kasihan. Dan kalau sudah begitu, yah tidak usah berkhayal sampai
ditembak bule. Well, Setidaknya ini
jawaban lain dari pacar saya ketika saya tanya kenapa dia tembak saya “Karena
saya tahu kamu suka sama saya dari cara kamu chatting dan intensitas kamu memulai pembicaraan setiap hari”. Baiklah
sudah jelas ya ini.
PUNYA NIAT BERKELUARGA DAN MAU MENIKAH. Eh ini saya banget. Serius saya banget, bhahaha. Bule serius
juga mencari perempuan yang serius. Tidak hanya ingin menjadi pacar dan
sesekali jalan-jalan ke luar negeri, ke negara asal si bule, tapi mau dinikahi
dan membangun keluarga. Pacar saya tertarik dengan saya karena dia tahu saya
mencari pacar untuk dinikahi, bukan pacaran untuk putus :p. Bersamaan dengan
itu juga pertanyaan dia tentang kenapa saya susah cari pacar akhirnya terjawab.
Saya hanya ingin pacaran dengan yang tujuannya sama dengan saya. Menikah dan
berkeluarga. Pacaran lama-lama untuk apa? Masih banyak yang harus dilakukan
daripada hanya menghabiskan waktu untuk pacaran. Saya juga bilang ke pacar,
kalau dalam waktu 5 tahun kita tidak menikah, maka berarti kamu bukan jodoh
saya. Kita putus saja. Tahu lah ya kalau ada banyak tantangan dalam hubungan
beda negara seperti yang saya curhat di Ribetnya Punya Pasangan Bule. Anyways, pacar saya juga kemudian tidak
tiba-tiba menjadi ingin menikah karena saya, tidak ya. Dia bule versi
tradisional yang cita-citanya sederhana, menikah dan punya anak. Maka sudah
tahu kan kenapa kami cocok?. But satu
hal, meskipun saya sangat ingin menikah, tapi dia yang harus lebih dulu meminta
saya untuk menikah dengan dia. Ladies,
kalian juga ya.
MAU TINGGAL DI LUAR NEGERI. Saya sempat bengong lama ketika pacar saya bertanya “Apa kamu
mau meninggalkan keluarga dan Indonesia untuk tinggal di Finlandia?” Waduh,
pertanyaan yang saya belum siap jawab meski hati ini penasaran ingin melihat
negeri luar, apalagi tingggal di negeri Santa Clause, Finlandia. Mulai dari
kegalauan hebat dengan diri sendiri sampai pertentangan dengan orang tua,
akhirnya direstui untuk menikah dan tidak tinggal di Indonesia. Masalah kalian
berencana punya rumah di Indonesia yang kemudian bisa bolak-balik, itu beda ya.
Pertama-tama bule mau kita siap untuk tinggal dengan dia di negara asalnya dulu,
karena dia merasa lebih aman (baik lingkungan maupun pekerjaan). Pertama kali menghabiskan
waktu sebulan di Indonesia, pacar saya perjelas pernyataan dia bahwa Indonesia
bukan tempat dimana dia bisa bernafas dan bergerak bebas. Haha, mungkin
maksudnya dia kepanasan. Bule yang biasa dengan udara dingin dan dingin sekali,
mudah dehidrasi dan sakit saat datang ke negara tropis. Pacar saya ke Indonesia,
kebakar boo. Baru liburan saja sudah banyak drama, apalagi tinggal menetap. Sungguh
tak mungkin. So, kalau kamu mau punya
pacar dari luar, berarti harus mau juga di bawa ke luar. Begitu ungkapan
kesaksian pacar saya.
Gimana,
ribet gak? Hehe, semoga informatif dan secepatnya ditembak bule ya kak,
Amiiiin.
Amin
BalasHapus👍👍👍
BalasHapus